"Ngak kerja, ngak dagang terus bagaimana caranya kekayaan bisa datang?"
Nyatanya banyak orang telah mengalami hal-hal luar biasa, mereka tidak bekerja, namun rejeki tak terhingga datang tiba tiba.
Banyak dari kita yang belum yakin akan konsep rezeki ini, bagaimana bisa kita punya uang banyak tanpa harus bekerja?
Ini pertanyaan yang mewakili sebagian besar orang. Perlu kita garis bawahi sekali lagi, agar keyakinan yang baru ini tertanam ke benak alam bawah sadar Anda.
1. Sifatnya kekayaan (rezeki) itu mendatangi.
2. Rezeki itu sudah di takar atau sudah di tetapkan melalui parameter dari apa-apa yang sudah di usahakan dari setiap aksi yang bersangkutan.
3. Setiap aksi tertentu akan menimbulkan reaksi tertentu.
4. Bagaimana caranya? Itu tugas Tuhan yang Maha Mengatur segala sesuatu alias sang Maha Sutradara kehidupan ini.
5. Jika Anda masih mempunyai pikiran,
Saya harus bekerja keras (berbisnis) dan berjuang untuk mendapatkan uang, segeralah lepaskan.
Kekayaan atau rezeki memiliki kemungkinan yang sangat besar mendatangi kita melalui berbagai cara dan dari berbagai arah seluruh penjuru arah mata angin dan dari luasan langit dan luasan bumi.
Mari kita simak bersama kisah nyata dari pak Mardigu WP.
Jujur, setelah 3 bulan kembali dari pelatihan dari Sidney, saya belum bisa memulai bisa mempraktekan. Belief sistem saya tertabrak-tabrak (dengan keyakinan yang lama).
Masih banyak perdebatan atau pertentangan di dalam benak saya. Ini di sebabkan karena keyakinan yang lama masih terlalu kuat. Dan memang begitu di awal proses kita membenamkan keyakinan yang baru.
"Masak sih? Kok cuma begitu saja?"
"Bagaimana mungkin, kok cuma mindset bisa merubah nasib?"
"Ngk logis deh?"
Dan sederetan pembenaran-pembebaran yang berasal dari pengetahuan dan keyakinan yang lama.
"Jadi, Anda perlu mengenali perdebatan kecil di benak otak Anda yang akan berlangsung untuk beberapa saat". (Loral Langemeier, ahli strategi keuangan).
Kita lanjut kisahnya.
"Nasib kita yang menentukan?" Sementara saya punya keyakinan nasib di tentukan oleh Tuhan. Sebuah tabrakan belief sistem dalam diri saya. Saya belum bisa terima, mentah-mentah begitu saja.
Tetapi konsekwensinya, kalau saya tidak terima keyakinan yang baru ini, saya harus menerima kondisi seperti sekarang ini selamanya. Kondisi berhutang terus menerus dan hidup susah terus. Usaha jatuh bangun terus-terusan. Memulai sesuatu usaha baru apapun, pasti akan terbawa dalam putaran yang sama.
Untuk memulai yang baru, harus merubah belief sistem atau mindset harus di rubah. Ini pengalaman saya.
Pada suatu hari, di pagi hari, saya meminta anak kedua saya, fathur yang berusia 5 tahun, saya bilang,
“Mas Fathur tolong ayah di ambilkan sepatu, yang hitam?"
Anak saya Fathur diam saja. Saya ulangi sekali lagi,
”Mas Fathur.., kamu dengar kan ayah suruh apa?”
Dia tetap diam dan malah berjalan menjauh. Suara saya tinggikan, intonsi suara saya tekan. Dia terdiam dan menunduk. Emosi saya mulai terpancing, “ini anak kok gak nurut sih!”, kata saya dalam hati. Saya berjalan kearahnya. Gerakan marah terpancar di wajah saya. Matanya menatap saya tepat di mata saya. Agak ketakutan juga ekspresinya.
Saya kaget, kok dia takut? Saya berkata dalam hati. Langsung saya berlutut mensejajarkan matanya dengan mata saya. Ini adalah metode dasar psikologi mendidik anak dimana mata sejajar menunjukan kesetaraan, kesederajatan. Kalau posisi atas-bawah, anak di bawah dan orang tua di atas, bola mata anak yang pupil (hitam) di posisi atas ini sangat sugestif membuat posisi orang tua otoritatif dan si anak inferior.
Di kondisi saya dan Fathur anak saya, kondisi tersebut tidak boleh, karena kondisi saya lagi marah, kondisi Fathur anak saya lagi takut, jadi langsung saya sejajarkan sehingga dia nyaman karena merasa sederajat. Saya ubah ekpresi saya, saya datarkan suara saya.
"Tolong ambilkan sepatu ayah sayang?"
Malah kaki saya dipeluknya. Bahasa tubuhnya saat itu yang saya rasakan adalah dia tidak mengizinkan saya berangkat bekerja.
Kembali saya terhenyak. Tadinya mau marah, namun signal yang diberikannya cukup kuat, "jangan pergi, ayah belum memberikan banyak rekening emosi ke Fathur". Itu yang saya dapatkan darinya.
Rekening emosi saya kurang kepada Fathur anak saya. Cukup lama saya menatap wajahnya. Tiba-tiba saja, saya putuskan,
"Baik ayah tidak bekerja hari ini, kamu mau apa sayang hari ini?"
"Ajarin mas Fathur naik sepeda roda dua ayah, terus nanti main layangan?" "Boleh?"
Pintanya dg agak lucu memiringkan kepalanya. Saya menganguk. Saya telfon sekertaris saya si Yola, tolong bilang pada pimpinan pak Rosan. Saya tidak masuk, saya off dulu hari ini.
Seharian saya ajari Fathur naik sepeda, sorenya kami bermain layangan, 7 jam sangat padat, dan sangat berkualitas sekali, setidaknya menurut saya.
Malamnya, dia memijat-mijat sebagain tubuh saya. Nikmat sekali rasa dihati. Tiada tara rasanya. Ah.., enak sekali ya, bisa berkumpul dengan orang yang kita cintai, dan mengerjakan hal yang kita cintai dan mendapatkan uang tak terhingga.
Kemudian "NGE-KLIK" terjadi sesuatu di otak saya. Saya mendadak seperti mendengar sesuatu dari dalam diri saya (intuisi mulai muncul). Saya berbicara pada diri saya sendiri,
"Katanya ingin punya anak yang sholeh, kok ngaji diajari orang lain?"
"Anak belajar sepeda dengan orang lain?"
"Anak belajar baca tulis sama orang lain?"
"Bagaimana rekening emosi bisa tumbuh baik?"
"Bukannya dulu pernah mengatakan, bahwa kalau bisa setiap cell dari anak yang tumbuh, saya yang memiliki andil terbesar, agar di kemudian hari tidak ada sesal di kemudian hari?"
Sementara faktanya saat ini, setiap hari saya sibuk. Pagi berangkat anak belum bangun tidur, pulang kerja anak sudah tidur. Ketemu di waktu weekend sdh kecapek-an, malah pengin istirahat. Anak tau-tau sudah tumbuh membesar dan membesar tanpa ada kontribusi dari saya apa-apa, saya terhenyak.
Lalu saya putuskan seketika itu juga tanpa pikir panjang,
"Cikar kanan..., vaya condios!"
"Kita bakar kapal !!"
Ini istilah saya mengandaikan tindakan seorang Panglima perang Jabbal Tariq sewaktu menaklukan Gibraltar. Pasukannya kalah jumlah dan nyali ciut mau mundur. Jabbal Tariq memerintahkan bakar kapalnya. Sehingga pasukannya tidak ada pilihan lain kecuali maju berperang.
Besok. Saya membuat "surat resign". Tertuju pada partner dan owner perusahaan tersebut, Rosan Roslani.
Saya mendadak percaya 100% bahwa "uang akan datang ke saya dengan mudah".
Tanpa harus usaha banyak. Dan tidak akan saya pernah cancel ucapan itu. (Ucapan adalah doa). Utuh (100%) saya percaya permohonan (doa) itu pada Tuhan. Entah mengapa? Tapi saya percaya dan semangat sekali pada waktu itu.
Ambillah nasihat Loral Langemeier, dan gantikan pemikiran dan keyakinan itu dengan,
“Uang akan datang dengan mudah dan sering.”
Hari berlalu tanpa ada yang istimewa. Herannya orang modern seperti saya tidak banyak tanya-tanya. Waktu itu enjoy total. Benar seperti orang aneh. Ngak mikir babar blass, uang (rezeki) akan datang dari mana. (Percaya total 100%, hakkul yakin). Bagaimana caranya, itu teritory Tuhan.
Sore itu saya menyiram bunga. Diluar dari kebiasaan saya. Saya sebelumnya TIDAK pernah menyiram bunga. Tiba-tiba ada pengendara sepeda motor menghampiri. Pengemudinya menggunakan helm berkaca gelap. Saya tidak tahu siapa dia yang datang.
"Sore bapak?", katanya sambil membuka helm.
Eh.., Ray Sahanaya rupanya. Dia orang Ambon tetangga saya yang tinggal berjarak tiga rumah di sebelah rumah kontrakan saya. Dia mengontrak di sana.
"Begini bapak, bapak adakah uang 10 juta di tangan?", katanya dengan logat ambon yang kental
"Maksud-mu?"
"Begini bapak, Beta mau jual samua barang dirumah Beta ke bapak".
"Beta jual 10 juta ke bapak, termasuk motor baru ini bapak".
"Tv, kulkas, AC, kontrakan rumah, samua bapak ambil boleh kah?"
"Wah Ray, jujur uangku hanya 6 juta, ini pun nanti buat bayar hutang saya besok", saya menjawab apa adanya.
Dia terdiam. kemudian berkata,
"Beta dapat kerja di kapal bapak".
"Malam ini kapal so angkat jangkar, jam sambilan kita so balayar bapak, Beta di kontrak 3 tahun bapak".
"Gajih bagus 2500 dollar sabulan bapak".
"Beta harus cepat-cepat balik ke pelabuhan bapak".
Lalu dia terlihat berfikir sebentar dan kemudian berkata,
"Baiklah bapak, Beta kasi bapak samua, bisa kasih uangnya 6 juta sekarang kah?"
Ada, saya menjawab. Saya masuk kedalam 1 menit, kemudian keluar saya berikan uang 6 juta. Dia senang sekali giginya yang putih berkilat tak pernah hilang dari bibirnya, Ray menandatangi tanda terima, dan 3 lembar kwitansi kosong untuk motor. Dan kunci kontrakan. Dia bawa koper berangkat pakai ojek.
Saya terdiam.
Saya memegang 2 kunci, 1 kunci rumah kontrakan, 1 kunci motor beserta surat-surat.
Saya lihat ke kontrakannya yang lebih luas sedikit dibanding rumah kontrakan saya. Cukup rapih untuk seorang bujangan. Barang-barangnya terawat. Keesokan harinya saya jual semuanya kecuali motor yang saya butuhkan untuk mengganti Honda Tiger saya, dan juga untuk ongkos sekolah ke Australia.
Total saya memperoleh sisa uang 19 juta!. Dan rumah kontrakan yang masih 1 tahun lagi. Catatan, yang perlu Anda ketahui, kontrakan yang saya tempati, tinggal tersisa 2 bulan kala itu!
"Inilah yang di namaka properity concsious"
Ini contoh dari software atau program sadar kaya yang sedang bekerja secara otomatis.
Ini contoh otomatisasi servo mekanis yang sedang bekerja.
Kesalahan sebagian besar orang (99% orang) adalah,
"Mereka memiliki keyakinan, jika tidak punya pekerjaan, maka tidak akan bisa memiliki uang".
Ini sebenarnya karena sebagian orang minim literasi atau bacaan-bcaan positip saja. Sekedar tambahan multivitamin otak kanan.
Ponakan saya belum bekerja, tetapi bisa memiliki uang lebih dari cukup. Bagaimana caranya? Tuhan mendatangkan rezekinya melalui beasiswa kepadanya. Bahkan sampai S2 di negara manapun.
Seorang ibu rumah tangga, lebih sering memegang uang jauh lebih banyak daripada suaminya, padahal mereka TIDAK memiliki slip gaji. Betul?
Uang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan atau slip gaji.
Ingat, segala sesuatu tidak ada yang kebetulan. Itulah contoh-contoh skenario Tuhan kepada setiap hambanya yang ber-Iman atau percaya tentang rezekinya akan mendatanginya.
Ada milyaran skenario, Tuhan mendatangkan rezeki ke setiap hambanya yang "percaya", atau yang "ber-Iman" kepada-Nya.
Jika percaya dulu kalau sudah bisa melihat hasil, ini kepercayaan orang rata-rata.
Golongan 1% akan mengambil tindakan PERCAYA dulu, baru nanti semesta akan memperlihatkannya.
Saya mendoa untuk Anda, keajaiban-keajaiban akan segera mendatangi Anda, amin...
0 Response to "Menjadi Magnet Rezeki, Rezeki Datang Tanpa Kerja Kantoran"
Post a Comment